SD di Pedalaman Konawe Menuju Era Digital: Transformasi Pendidikan di Tengah Tantangan – Di pelosok Kabupaten Konawe Kepulauan, tepatnya di Kecamatan Wawonii Tengah, berdiri sebuah sekolah dasar yang menjadi saksi transformasi digital di sektor pendidikan. SDN 3 Wawonii Tengah, dengan hanya 38 siswa, perlahan melangkah meninggalkan era tradisional menuju masa depan digital. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang perjalanan SDN 3 Wawonii Tengah menuju era digital, mulai dari tantangan yang dihadapi, perubahan yang terjadi, hingga dampak positif yang dirasakan oleh siswa, guru, dan orang tua.
Baca juga : 5 Universitas Terpopuler yang Ada di China
Tantangan Pendidikan di Pedalaman Konawe
Pendidikan di pedalaman Konawe Kepulauan menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Sebelum adanya akses internet, proses pembelajaran di SDN 3 Wawonii Tengah sangat sederhana. Murid belajar dari buku teks seadanya, dan komunikasi antara guru dan orang tua dilakukan melalui surat yang diantar langsung atau kunjungan rumah. Kepala Sekolah SDN 3 Wawonii Tengah, Waida, mengingat kembali tahun-tahun awal ia bertugas pada 2001. Saat itu, ia masih berstatus guru honorer di SDN Tumbu-Tumbu Jaya Wawonii Tengah. Proses pembelajaran saat itu sangat tradisional, menggunakan papan tulis dan kapur.
Selain komunikasi antara guru dan para orang tua, asesmen juga menjadi slot gacor salah satu tantangan terbesar. Karena keterbatasan fasilitas, siswa kelas 5 SD harus menumpang di SMP 1 Wawonii Tengah untuk asesmen. Waida mengenang bagaimana ia harus membawa anak-anak menggunakan motor untuk mengikuti asesmen di SMP.
Transformasi Digital di SDN 3 Wawonii Tengah
Segalanya berubah pada tahun 2023, ketika program Bakti Aksi membawa akses internet ke SDN 3 Wawonii Tengah. Meskipun sinyal masih belum sempurna, dampaknya langsung terasa. Kini, pembelajaran yang dulu serba manual mulai beralih ke digital. Dengan bantuan Dinas Pendidikan, sekolah mendapatkan perangkat seperti laptop dan proyektor, yang memungkinkan siswa mengakses berbagai materi pembelajaran secara digital.
Abdul Kadir, salah seorang guru di SDN 3 Wawonii Tengah, menjelaskan bagaimana internet telah mengubah metode pengajaran. Dengan adanya internet, mereka sudah bisa menggunakan proyektor sebagai maxbet media pembelajaran. Anak-anak pun mulai paham dengan teknologi ini.
Dampak Positif Transformasi Digital
Salah satu dampak paling nyata dari hadirnya internet adalah kemudahan dalam administrasi sekolah. Jika dulu guru harus mengantar dokumen fisik ke kantor dinas, kini semua bisa dilakukan secara daring melalui email. Perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul ajar pun dibuat dengan bantuan internet, mempermudah pekerjaan guru dan meningkatkan kualitas pengajaran.
Tidak hanya guru dan siswa, orang tua pun merasakan dampaknya. Grup WhatsApp sekolah memungkinkan komunikasi yang lebih cepat dan efisien. Jika sebelumnya komunikasi dengan orang tua dilakukan melalui surat atau kunjungan rumah, kini cukup dengan pesan di grup WhatsApp.
Tantangan dan Solusi
Meskipun transformasi digital membawa banyak manfaat, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah memastikan bahwa internet digunakan sebagai alat belajar, bukan untuk hal-hal yang merugikan. Waida, sebagai kepala sekolah, merasa bertanggung jawab untuk mengedukasi siswa agar menggunakan internet dengan bijak.
Kesimpulan
Perjalanan dari papan tulis ke layar cahaya di SDN 3 Wawonii Tengah bukan hanya kisah tentang transformasi pendidikan, tetapi juga sebuah inspirasi bahwa harapan dapat tumbuh di mana saja, termasuk di pelosok Wawonii Tengah. Dengan akses internet, masa depan tidak lagi sekadar angan-angan, tetapi sebuah kemungkinan yang nyata.